Tag: Ulasan Buku
-
Ulasan Buku Arus Balik Karya Pramoedya Ananta Toer (1995)
Akhirnya saya bisa menyelesaikan buku Pramoedya Ananta Toer berjudul Arus Balik. Epos ini merupakan buku ke -28 Pramoedya yang saya baca, melanjutkan penelusuran karyanya dari masa ke masa. Pramoedya, sepengetahuan saya sampai ulasan ini ditulis, hanya menerbitkans satu epos saja. Janis karya lain yang mengambil latar sejarah kerajaan masa silam seperti Cerita Calon Arang (1957),…
-
Ulasan Buku Sekeping Hati Karya Erisca Febriani & Firrrr (2017)
Sebelum aku mulai mengulas buku yang baru saja aku baca, aku mau berikan sedikit pendahuluan. Sudah lama sekali aku tidak membaca karya fiksi remaja atau pop. Seingatku, satu buku bertemakan demikian yang pernah selesai aku baca adalah buku berjudul Garis Waktu karya Fiersa Besari. Hanya itu saja, selebihnya buku-buku non-fiksi dan fiksi sejarah. Jadi, bila…
-
Ulasan Buku Hikayat Siti Mariah Karya Haji Mukti (1910-1912)
Akhirnya saya menyelesaikan satu hikayat karya Haji Mukti. Saya cukup senang dengan pembacaan ini sebab ini buku pertama yang mengangkat latar dan waktu pasca Perang Diponegoro (1825-1830) dan sepanjang kebijakan cultuurstelsel. Ditambah lagi, cakupan perjalanan kisahnya mencakup banyak aspek kehidupan sosial masa itu yang nampaknya bikin saya bertanya-tanya untuk mencocokkan relevansinya dengan zaman ini. Buku…
-
Ulasan Buku Nyanyi Sunyi Seorang Bisu oleh Pramoedya Ananta Toer (1995)
Akhirnya saya menyelesaikan buku karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Nyanyi Sunyi Seorang Bisu Bagian 1. Terdapat dua bagian dalam buku ini. Pada bagian pertama, Joesoef Isak mengompilasi catatan-catatan reportase Pramoedya Ananta Toer atas kehidupan para tapol (tahanan politik) angkata pertama (1969) sampai dengan 1978. Pada bagian 2, tulisan-tulisan disusun dalam bentuk epistolary (dilihat dari…
-
Ulasan Buku Sang Pemula Karya Pramoedya Ananta Toer (1985) | Mengenal Multi Dimensi Diri Tirto Adhi Soerjo
Saya ini mengenal nama Tirto Adhi Soerjo (1880 – 1918) dari buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer. Tirto, yang akrab disapa Djokomono, ditulis dengan nama Minke dalam buku tetralogi Buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Saya membayangkan sekaligus takjub pada Tirto. Seorang pemuda berusia tiga belas tahun aktif menulis. Memang, menulis…
-
Ulasan Si Lugu / L’Ingenu karya Voltaire (1767) | Kepolosan adalah Kemurnian
Sebelum saya mengulas buku karya Voltaire berjudul Si Lugu (L’Ingenu) ini, saya mau mengatakan satu kesan. Apa-apa yang kita lihat tidak begitu penting hari ini bisa berharga asal kita tahu kisahnya. Voltaire, nama samaran dari Francois-Marie Arouet, lahir tanggal 21 November 1694 di Paris. Dari beberapa karyanya, buku L’Ingenu (1767) ini adalah satu karyanya yang…
-
Menjadi Bucin yang Waras
Perkara cinta memang tidak pernah ada habisnya. Cinta telah merasuk ke dalam segala sendi kehidupan. Mulai dari kisah Nabi Adam sampai hari ini, cinta tetap tidak pudar warnanya menarik perhatian. Meski begitu, pemaknaan cinta dari setiap orang bisa jadi berbeda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuannya. Untuk itu, menarik sekali bila aku ambil dua kisah percintaan…
-
Ini Bukan Soal Cinta Semata, Sayang.
Saya baru saja selesai membaca satu cerita pendek berjudul Rustam Digulist karya D.E. Manu Turoe yang diterbitkan oleh Cerdas Medan (tidak disebutkan tahun terbit). Cerita ini menceritakan kisah cinta seorang tahanan politik Rustam dan kekasihnya bernama Cindai. Mereka dua manusia yang lahir di Pematang Siantar. Konflik dalam cerita ini fokus pada bentangan rencana pernikahan antara…
-
Akhir Perjuangan Minke | Ulasan Buku Jejak Langkah Pramoedya Ananta Toer (1975)
Selesai juga membaca buku ketiga dari seri tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer berjudul Jejak Langkah. Satu kesan yang muncul setelah pembacaan halaman terakhir hanyalah “haruskah berakhir demikian?”. Seperti tidak mau menerima fakta sejarah dari nasib seorang Tirto Adisurjo. Buku ini paling tebal dibanding ketiga buku lainnya. Ada 722 halaman. Pada bagian ini, Jejak Langkah…
-
Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan dalam Perbudakan | Tragedi Pecah Kulit Pieter Erberveld
Dulu pada tahun 1722, tepatnya pada bulan April 1722, sebuah vonis mati ditujukan pada segerombolan orang. Vonis ini dijatuhkan oleh VOC lewat Tuan Zwaardecroon pada Pieter Erberveld, Raden Kartadria, dan beberapa pengikutnya atas makar yang mereka rencanakan. Mereka merencanakan pembunuhan orang Belanda pada malam tahun baru 31 Desember 1722. Vonis yang dijatuhkan tidak main-main. Vonis…